Jumat, 11 Februari 2011

Sebuah Perjalananan Taman Bacaan Masyarakat


Sebuah Perjalananan Taman Bacaan Masyarakat
“Jendela Dunia”
Di RW 17, Kelurahan Duren Jaya,Kecamatan Bekasi Timur

Pada awalnya perpustakaan bagi warga RW 17 Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur bukanlah merupakan hal yang asing. Sejak berdiri pos sekretariat RW 17 (dahulu RW 26), sebuah bangunan sederhana yang menempel di tembok sekretariat RW diadakan untuk sebuah taman bacaan warga. Ada beberapa warga yang menyumbang buku dan majalah, akan tetapi karena tidak dikelola secara serius, koleksi perpustakaan tersebut makin hari semakin berkurang. Ruang perpustakaan dengan tujuan mulia tersebut menjadi sepi, kosong, dan hanya digunakan sebagai tempat menyediakan konsumsi pada saat diadakan rapat RW. Sebulan sekali ibu-ibu PKK RW memanfaatkannya sebagai ruang menimbang bayi dan mencatat perkembangan gizi balita Pos Yandu.
Gagasan untuk mengembalikan fungsi ruang perpustakaan menjadi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sudah lama diidam-idamkan. Hanya saja belum juga bisa terlaksana karena banyak kendala. Ruangan harus direnovasi karena banyak kayu yang lapuk, koleksi buku-buku harus dicari yang jumlahnya tidak sedikit, dan harus ada yang siap mengelola agar dapat memberi manfaat maksimal bagi warga atau siapa pun yang berminat menjadi anggota TBM tersebut. Sementara itu, perkembangan jumlah anak-anak semakin banyak. Rasanya kebutuhan untuk menyediakan sebuah tempat untuk mencerdaskan mereka, selain bangku sekolah, semakin mendesak. Warga RW 17 yang bertambah tentu juga memerlukan tempat membaca yang dapat meningkatkan kualitas pengetahuan mereka. Saat ini RW 17 yang terdiri atas 17 RT, merupakan pemukiman yang berkembang, yang peduli pada keharmonisan lingkungannya. Terbukti setiap RT sesuai dengan kemampuan, memiliki jadual tetap untuk selalu giat membenahi lingkungan sekitar, sehingga menambah keasriannya. Akan tetapi hingga tahun 2010, masih tetap belum bisa menyediakan Taman Bacaan
Masyarakat yang akan semakin menciptakan keakraban diantara para warganya.Gayung bersambut ketika tim kompasmuda yang terdiri atas sekelompok volunteer muda dari Grup Kompas itu menoleh ke Perumahan Wisma Jaya. Kompas  berniat menyumbangkan 1000 buku dan sejumlah dana bagi pembentukan kembali Taman Bacaan Masyarakat. Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, bahwa akhirnya RW 17 terpilih sebagai tempat yang akan mendapatkan bantuan buku dan program kegiatan sebagai Taman Bacaan Masyarakat, mengingat ada beberapa pilihan tempat lain yang juga menjadi incaran.  Setelah itu diadakanlah koordinasi dengan Bapak Ketua RW dan pengurus untuk menindaklanjuti pembentukan Taman Bacaan Masyarakat. Banyak warga sekitar yang peduli pada pembangunan Taman Bacaan Masyarakat yang diberi nama “Jendela Dunia” itu.  Siang malam tanpa kenal lelah warga bekerja demi terwujudnya pendirian rumah cerdas itu.   Beberapa kali rapat koordinasi dilakukan untuk mematangkan program yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Semua itu adalah sebuah perjalanan kolaborasi yang indah antara orang tua dengan orang muda, antara tim volunteer Kompasmuda dengan pemuda dan pemudi Karang Taruna wakil dari 17 RT di RW 17 itu. Taman Bacaan Masyarakat tidak akan berarti apa-apa jika tidak memberi manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar. Itulah sebabnya semua pihak yang empati pada gerakan ini memberikan sumbangsihnya untuk menyempurnakan kehadiran Sang Jendela Dunia. Ruang mungil tempat TBM diupayakan agar dapat dimanfaatkan oleh segenap warga  dari berbagai lapisan masyarakat dan usia. Kelak, TBM itu akan membuat berbagai program secara berkesinambungan, dimulai dengan penyuluhan kesehatan, pendampingan pada anak-anak yang kesulitan membuat PR sekolah, lomba menulis, melukis, mewarnai, lomba makanan sehat, story telling, nonton bareng film-film edukatif dan kegiatan lain yang membawa manfaat.
Dari ide yang terus mengalir itu, tak disangka telah mampu menggerakkan berbagai pihak turut membantu berdirinya TBM. Unika Atmajaya menyumbang 600 buku, para donatur menyumbangkan materi
dan barang-barang yang diperlukan. Selain itu, secara luar biasa tim volunteer Kompasmuda mengupayakan berbagai jenis penggalangan dana di tengah kesibukan menuntut ilmu. Ibarat sebuah mesin, saat ini semua baut sudah terikat erat dan bergerak pada tujuan yang sama. Semoga, TBM Jendela Dunia itu dapat sungguh-sungguh menjadi tempat yang nyaman bagi warga masyarakat untuk memuaskan keinginannya menimba pengetahuan. Selain itu tentu saja akan menjadi pelabuhan yang besar bagi pembacanya untuk mendapatkan berbagai jenis buku yang menarik. Semua saran tetap diperlukan, agar kehadirannya dapat bertahan lama dan berkembang pesat. Melesat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya, menjadi jembatan bagi orang tua dan anak untuk semakin membangun kesepahaman bersama demi tercapainya masyarakat yang sehat, bahagia, dan sejahtera

0 komentar:

Posting Komentar